Indescribable feeling...

I RIDE MY OWN WAY

0 notes

Speak Up!

Hello!

This is Friday night and yes, weekend is coming. Yeay!

Akhir-akhir ini saya sering baca beberapa artikel tentang kehamilan, persalinan, hubungan suami-istri, dan sebagainya. Kebetulan saya memang follow beberapa facebook page tentang kesehatan. Namun ada juga yang muncul di timeline karena ada yang share atau sekedar nge-tag pasangannya.

Cara ini sebenarnya bagus supaya pasangan kita membaca. Namun satu sisi saya kurang setuju dengan aksi ini. Kenapa? Yaaa kalo artikel yang ditandai ke pasangan hal-hal positif sih ngga masalah. Tapi kalo yang dibahas tentang kegalauan dan kemudian di-tag ke pasangan, bisa menimbulkan asumsi “there is something wrong with your marriage life”.

Lho? Kok gitu asumsinya? Gini ya. Saya sering lihat artikel katakanlah membahas tentang istri butuh liburan atau uang suami ada hak istri. Menurut saya sih hal seperti sebaiknya ngga usah kita tag ke pasangan kita (mungkin bisa saja tapi privacy setting-nya bisa diatur hanya suami-istri saja yang bisa lihat). Selain menimbulkan asumsi seperti yang saya bilang di atas tadi, bisa juga pasangan mengabaikan artikel tersebut.

Kalo saya pribadi sih lebih memilih simpan artikel, ilustrasi, video atau apapun itu, kemudian baru saya tunjukkan langsung kepada suami. Dan setelah itu kami bicarakan bersama, bisa ngga isi dari artikel tersebut diterapkan ke kehidupan kami berdua. Berbicara langsung itu lebih enak lho, gengs. Malah jadi lebih intim, jadi lebih terbuka dengan pemikiran masing-masing. Ada sesi tukar pendapat juga. Sementara kalo cuma tag-mengetag mah cuma dibaca doang, bahkan mungkin diabaikan.

But, it’s just my opinion. Suami saya memang ngga doyan main sosmed (karena dia lebih suka main online game hahaha). Jadi kalo ada artikel atau video menarik, saya langsung sodorin aja ke beliau. Alhamdulillah suami juga selalu terbuka dengan apapun yang saya sampaikan.

Keep your privacy private. Jangan sampai kehidupan rumah tangga kita jadi konsumsi publik. Mudah-mudahan saya bisa istiqomah ya ngejalanin prinsip saya yang satu ini.

Ok, that’s all for today. Thank you for reading :)


Love,

Intan

0 notes

Do good and good will comes to you

Hello…

Hari ini saya mau share dua pengalaman, satu kurang menyenangkan dan satu lagi menenangkan.

Selasa, 23 Januari 2018, terjadi gempa di Lebak, Banten, dengan kekuatan yang cukup besar yaitu 6,4 SR (yang kemudian di revisi oleh BMKG menjadi 6,1 SR) dan guncangannya terasa hingga Jakarta dan Bandung.

image

Saat gempa terjadi, saya sedang serius menulis email. Tiba-tiba teman saya, Nur, yang duduk di sebelah saya berkata “Eh eh.. Gempa ya?” Saya sempat bingung beberapa saat dan kemudian baru terasa guncangannya. Saya berkantor di lantai 23, jadi yaa lumayan berasa digoyang ke kanan-kiri.Saya berusaha tidak panik karena Nur mulai bersuara sedikit kencang dengan nada cemas. Saya pegang tangan dia dan ajak dia merunduk ke bawah meja. Saya sempat dengar beberapa teman juga bilang “Jangan panik” atau “Sembunyi di bawah meja!”. Durasi gempanya cukup lama, hampir 1 menit rasanya. Jujur, saya takut. Tapi saya berusaha tenang. Karena saya jadi terbayang gempa Sumatera Barat 2009 lalu. Yes, I was a victim. Alhamdulillah saya tidak mengalami luka-luka, tapi saya trauma. 

Sedikit flashback, saya masih kuliah di Universitas Andalas waktu itu. Sore yang tenang mendadak berubah mencekam. Gedung-gedung perkuliahan di sekitar saya bergoyang hebat, beberapa bagian gedung runtuh, saya dan teman-teman lari berhamburan ke lapangan. Saya lihat tiang listrik berayun kuat seperti mau jatuh. Saya panik, menangis. Malamnya warga Kota Padang harus bersabar dengan cahaya lilin, karena listrik padam. Aliran air bersih pun terganggu. Sinyal handphone menghilang. Benar-benar seperti kota mati. Malam diguyur hujan, beberapa kali ditemani suara sirine ambulance. Mencekam! Keesokan malamnya (sudah menjelang dini hari), Ayah saya datang menjemput saya untuk bawa pulang ke Jambi. Kehadiran Ayah benar-benar saya tunggu. Begitu beliau tiba, saya lari dan peluk erat kemudian menangis. Ayah bilang “Udah ngga papa, Ayah udah disini”. Lega. Tapi kejadian itu jelas menimbulkan trauma mendalam. Saya jadi takut mendengar suara gemuruh yang membuat kaki saya langsung lemas. Beberapa kali saya masih merasakan gempa di lain waktu, bahkan waktu saya bekerja di Jogja. Reaksi saya sama, takut dan lemas, walaupun bertahun-tahun sudah berlalu.

Begitu juga dengan hari ini. Setelah guncangan berhenti, saya berdiri. Seketika kaki lemas. Saat orang-orang mulai berjalan ke arah pintu keluar, beberapa orang berseru “Eh Intan Intan, pegangin.” Ada yang menghampiri saya, ada juga yang memegang tangan saya. Saya didahulukan karena kondisi saya pun sedang hamil.  Mungkin karena muka saya memucat juga sih ya (teman saya, Eva, bilang kalau muka saya pucat sekali setelah guncangan). Padahal saat gempa saya merasa tidak panik, malah menenangkan Nur yang ketakutan.

Saya terenyuh dengan perlakuan teman-teman kantor. Tidak menyangka mereka begitu perhatian. Dalam hati saya bertanya, “Apakah saya sudah baik sekali dengan mereka sehingga mereka begitu care terhadap saya?” Selama bekerja, saya selalu berusaha membantu teman-teman yang memang butuh bantuan saya. Saya kerjakan semaksimal mungkin. Saya tidak tahu, apakah saya sudah cukup baik sebagai rekan kerja? Tapi melihat reaksi mereka hari ini saya yakin jawabannya “Iya”. Saya tidak mengharapkan balasan ketika berbuat baik, tapi yakinlah bahwa when you do good, good will comes to you.


Wah, lumayan panjang ya. Rasanya udah lama saya ngga bercerita sepanjang ini. Mudah-mudahan ngga membosankan :D

Thank you for reading!


Love,

Intan

0 notes

Maka, seimbangkan saja…

Jika bisa berjam-jam berselancar di media sosial, maka harusnya tak susah untuk membuka lembaran Qur'an dan membacanya.

Jika sempat bertemu klien atau atasan, maka harusnya tak payah bersujud padaNya lima kali sehari.

Jika rasanya belum mampu memperbanyak komposisi akhirat ketimbang duniawi, maka cobalah seimbangkan saja.

Self reminder.


Love,

Intan

0 notes

Sweet Bed Talk

Hello!

Been a long time, right?

Ada dua kabar bahagia yang belum sempat saya ceritakan disini.

Pertama, saya sudah menikah! Yap, 1 Juli 2017 saya resmi menjadi seorang istri dari Ichbal. I’ll tell you later about our story.

Kedua, we’re expecting a baby! Alhamdulillah, puji syukur tiada terkira dikasih kepercayaan dan amanah oleh Allah swt dua bulan setelah kami menikah. The magical thing has been staying about 19 weeks inside my womb :’) Doakan saya, suami dan bayi sehat selalu ya.

But, I’m not going to tell about the journey of expecting a baby either hahahaha… Agak nyerempet sedikit sih tentang kehamilan.

Jadi, pagi ini saya dan suami sedang santai di tempat tidur because it’s sunday (yeay!). Awalnya saya mengelus suami yang setengah tertidur di samping saya. Kemudian saya bergumam, “ade bayi punya hidung kaya abi yaa” karena sehari sebelumnya saya kontrol kandungan dan saat USG terlihat si kecil berhidung mancung (Bunda bahagia hihihi). Suami terbangun, lalu mengusap perut saya. Kami berbicara pelan kepada bayi di dalam perut. Ya, katanya bayi di dalam kandungan sudah bisa mendengar suara dari luar (So, Bunda harus jaga-jaga omongan nih hahahaha).

Tak berapa lama, giliran saya menghadap suami. Mulailah pembicaraan manis di pagi hari terurai. Saya utarakan keinginan saya supaya suami selalu siaga disaat mendekati persalinan. Saya minta kepada suami untuk menemani saya nantinya, memegang tangan saya, memeluk saya, mencium saya, dan yang paling penting memotivasi saya. Kemudian suami menjawab “Insya Allah aku akan selalu temenin kamu. Yang harus kamu ingat saat ini kamu sedang mendapat tugas mulia. Saat bayi lahir, disitulah derajat kamu sebagai wanita diangkat. Kaki kamu akan dikejar karena ada surga di sana”. Nyesss, langsung meleleh hati ini, bahkan air mata ikut menetes. Karena saya tidak pernah berpikir sampai ke sana. Alhamdulillah, punya suami luar biasa yang selalu mengingatkan saya tentang kebaikan.

Pembicaraan kami pun berlanjut dan makin dalam. Saling berbagi apa yang dirasakan dan apa yang diinginkan. Pagi ini benar-benar terasa berbeda. Walaupun cuaca dingin sehabis hujan, tapi kata-kata dari suami mampu menghangatkan saya.

Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah.

Cuma segitu saja cerita saya. Karena saya belum mampu menceritakan detail pembicaraan kami. Rasanya cukuplah saya tanamkan dalam hati dan pikiran saya.

Thank you for reading. Until next story!

Love,

Intan

0 notes

Girls will always be girls
Hi,
I don’t visit salon or beauty house regularly. Actually, I only visit salon when I want to cut my hair. And it would be once in six months. Lol.
Saya bukan tipe perempuan yang suka berlama-lama duduk di salon. Kegiatan...

Girls will always be girls

Hi,

I don’t visit salon or beauty house regularly. Actually, I only visit salon when I want to cut my hair. And it would be once in six months. Lol.
Saya bukan tipe perempuan yang suka berlama-lama duduk di salon. Kegiatan paling lama yang pernah saya habiskan di salon adalah full spa treatment selama kurang lebih 4 jam dan itupun saya ambil karena ada promo 😁 Once in a lifetime pokoknya. Selebihnya sih ke salon cuma untuk potong rambut atau creambath.
I am not a cosmetic junkie. Produk perawatan wajah maupun kosmetik saya tidak seragam. As you can see in the picture above, I use many brands that suit my skin type. I don’t spend much money for my skincare products. Though I use cheap products, as long as the product from trusted brand, I choose to use that. Memang harga tidak pernah bohong, tapi yang murah bukan berarti tidak bagus. Tinggal bagaimana kita pintar memilih produk yang cocok untuk kita. Walaupun produknya dari merk terkenal dan harganya mahal, kalau tidak cocok dengan wajah atau badan kita yaa sia-sia saja.
Plus, you don’t have to visit salon to keep your face and skin look good. You can do that at home. Tapi harus rajin dan tahu betul produk yang akan digunakan benar-benar pas untuk kamu.
Wait a minute, I am not a beauty expert. It’s just my opinion 😅
The most important thing is, you won’t look good if you don’t have beauty inside of you. Right?
That’s all my (random) thought. Thank you for reading.

Love,
Intan

Filed under cosmetic makeup skincare beauty tips sharing

2 notes

Pengobat Rindu dari Mars

Been a long time didn’t see he sings a ballad song. To be honest I am a huge fan of The-Mellow-Bruno XD
So, it is a meaningful performance for me as his fan. Hope he will bring back something like Talking To The Moon or Grenade in the near future.
Good job, Bruno! One of the best live performance of you I’ve ever watch!

Filed under bruno mars all i ask adele cover

0 notes

Curhat dong!

Hi,
Just wanna share my thought about curhat this time.
Curhat adalah singkatan dari curahan hati. Yang dimaksud dengan curahan hati adalah suatu situasi seseorang menceritakan hal-hal yang terjadi dalam hidupnya. Ada beberapa hal yang diharapkan seseorang yang sedang curhat terhadap lawan bicaranya.
Pertama, pelaku curhat (hahaha) berharap lawan bicaranya hanya mendengarkan saja. You don’t have to give solution to them (pelaku curhat). All you have to do is LISTEN. As simple as that.
Kedua, tentunya pelaku curhat berharap si pendengar menenangkan dengan tindakan yang memberikan energi untuknya. Just give a tight hug or simply tap his/her shoulder, encourage them with wise word without JUDGING. That’s the point.
Ketiga, pelaku curhat berharap si pendengar memberikan pendapat bahkan solusi terhadap masalah yang dia hadapi. Please note, you have to be neutral. Jangan sampai si pelaku curhat merasa kamu berpihak pada orang atau hal yang menurut si pelaku curhat salah or you might hurt them.

Hmm.. Menurut saya sih cukup tiga itu saja. Intinya ketika seseorang mencurahkan masalahnya kepada kita, listen to them carefully. Imagine that you are in his/her position. No judging. Comfort them. Encourage them with wise words.

That’s it. Thank you for reading.

Intan

0 notes

Instagram photo by Intan Irene Avista • Oct 25, 2016 at 9:44am UTC

Hi,

Malam ini tiba-tiba mau share tentang saya dan dunia kpop. Beberapa jam lalu saya post foto B.A.P Bang Yongguk di akun instagram pribadi saya. He was diagnosed with anxiety disorder and need to take hiatus from entertainment activities. Wishing him a fast recovery.

Well, mungkin sebagian orang yang melihat postingan saya satu ini langsung berpikiran “Ya ampun si Intan masih aja bergelut dengan Kpop, umur udah berapa”. Ditambah lagi saya update di insta story beberapa scene di drama Scarlet Heart : Goryeo.

Tidak ada yang salah menyukai Kpop selayaknya beberapa lelaki yang menyukai Dota atau beberapa perempuan yang menggilai Justin Bieber. Yang harus diingat adalah kita masih mempunyai kehidupan yang harus dijalani di dunia nyata (kenapa mesti di-bold yak hahaha)

Anyway, the point is no matter how hard we are liking something or someone, do not forget who the real you and what you should do with your life. Jangan sampai lupa makan, mandi, ibadah dan cari pasangan hidup (halah).

That’s it for tonight. My random thought.


Love,

intan

1 note

Hi,

It’s been a looooooooong time, right? Too long till I forgot the password lol.

Here I am, still healthy (and pretty) XD

It’s saturday now and I am enjoying my day off with waking up late, taking bath late too hahaha.. Been doing nothing since morning. Just stay in my room whole day. Only go out to cooked fried rice and took a bath. What a lazy day!

I think my tablet is about to explode. Because it been playing songs since morning till now (3.42 pm). Should I watch tv then? I don’t know, I am kinda lazy to watch tv lately. 

At the time like this, I miss my family so much. I live and work in Jakarta while my family stay in Jambi. Hope to see them very soon.

Ok! That’s all. Till next post!


Love,

Intan

0 notes

This song absolutely fire me up ^^

Lyric Translation (cr: pop gasa)

We run to our prepschools
As we leave our schools behind
I already know it but why do you keep teaching it again, uh
Only yawns from teacher’s words
Only scribbles from the drawing paper called, blackboard
Taking thousand dollars private lessons
This system that emphasizes grades over friendships
This pressure called exams
This burden called college
The stress that are building up
Would my parents know?

I like walking loosely
But why do you only want straight posture
My dream is to hold a mic and rap
But again, I grab a pen and write down math formulas today
Yeah, things that we learn at school
Are losing dreams and always giving up
Do what you like
Love what you do
Ask yourself, what you wanna do

Never give up
Cheer up, toward your dreams
Never give up
Get up, get up, you can do it
Wake up, wake up
Don’t worry, everything will be fine
Never give up
Because it’s you, it’s you
Believe in yourself
Never give up

I’m back in da school back
back in da school, loosely
I’m back in da school
I’m back in da school back
back in da school, loosely
I’m back in da school

Boring stories STOP, my love story
Will I be able to express my feelings?
Endless worries
Today, I went to the store again to buy a loaf of bread
Cuase this is all I can do
Will you like this when you receive it?
Or will you not receive it and turn around?
I’m a dwarf wandering around Snow White
I’m nothing special but
I can protect you, my baby
I act all tough when I run into you
I have no interest in my guyfriends’ talks
I only look at you, ma baby
I wanna draw you during Art class
And I wanna make a song for you during Music class
I’m attracted, you’re N, I’m S
This butterfly has no end like a rational number
You’re ma last luv

Clap your hands everybody
Everybody clap your hands
Left, left to right right, right to left
Everybody just clap your hands

Clap your hands everybody
Everybody clap your hands
Left, left to right right, right to left
Put your hands up in the sky